Selasa, 10 Februari 2015




MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK YANG BERBUDAYA 

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia telah diberi anugrah oleh  Allah SWT berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi dan seni juga telah mempengaruhi beradaban manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa indonesia. Pemanfaatan kemajuan teknolog, dan seni secara baik haruslah diterapka, sehingga dapat melestarikan budaya bangsa.
Manusia tidak dapat lepas dari kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan cara beradaptasi manusia dengan lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Dan kebudayaan itu sendiri bagi manusia berguna untuk mengatur hubungan antara manusia dan sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi dan berperikemanusiaan.
B.        Rumusan Masalah
1.         Bagaimanakah hakikat manusia sebagai makhluk budaya ?
2.         Apakah perbedaan antara etika dan estetika dalam berbudaya ?
3.         Apakah yang dimaksud dari memanusiakan manusia ?

 PPT DISINI 

BAB II
PEMBAHASAN

A.   HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk tuhan di alam fana ini ada empat macam, yaitu alam, tumbuhan binatang dan manusia. Sifat – sifat yang dimiliki keempat makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.
1.    Alam memiliki sifat wujud
2.    Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup
3.    Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu.
4.    Manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi.
Akal budi merupakan pemberian sekaligs potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki makhlu lain. Kelebihan mansia dibanding makhluk lain terletak pada akal budi. Anugrah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain, akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif  berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia dianugrahi akal maka manusia dapat berpikir. Kemampuan berpikir manusia juga digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Budi berarti juga akal. Budi berasal dari bahasa Sanskerta budh yang artinya akal. Budi menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia   adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan dan yang dapat membedakan baik-buruk sesuatu. Budi dapat pula berarti tabiat, perangai, dan akhlak. Sutan takdir Alisyahbana mengungkapkan bahwa budilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberikan penilaian objektif terhadap objek dan kejadian.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.           
Kepentingan hidup manusia adalah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup. Secara umum, kebutuhan manusia dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana-prasarana) atau badani/ragawi atau jasmani/biologis. Contohnya adalah makan, minum, bernafas, istirahat dan seterusnya. Kedua, kebutuhan yang bersifat rohani atau mental atau psikologi. Contohnya adalah kasih sayang, pujian, perasaan aman, kebebasan dan lain sebagainya.
Abraham Maslow seorang ahli psikologi, berpendapat bahwa kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 tingkatan adalah sebagai berikut.
1.    Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, primer, dan vital. Kebutuhan ini menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia,seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal, sembuh dari sakit, kebutuhan seks, dan sebagainya.
2.    Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety dan security needs). Kebutuhan ini menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut,terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan,kelaparan,perlakuan tidak adil, dan sebagainya.
3.    Kebuthan sosial (social needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan aka dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok. Rasa setia kawan, kerja sama, persahabatan, interaksi dan sebagainya.
4.    Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat dan sebagainya.
5.    Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan, bakat, kreatifitas, ekspresi diri, prestasi dan sebagainya.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia pertama-tama diawali dari kebutuhan fisiologis atau paling mendesak, kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat diatasnya sampai tingkatan tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau menjelaskan bahwa kita tidak dapat memenuhi kebutuhan kita yang lebih tinggi kalau kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Itu berarti kebutuhan nomor lima akan diupayaan pemenuhannya kalau kita memenuhi kebutuhan-kebutuhan sebelumnya. Jadi kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk hirearki.
Dengan akal budi manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai sebagai makhluk yang tinggi bila dibanding dengan makhluk lain. Manusia tidak sekadar homo, tetapi human ( manusia yang humanisasi ). Dengan demikian, manusia memiliki dan mampu mengembangkan sisi kemanusiaannya.
Dengan akal budi manusia mampu menciptaan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta kebudayaan.
B.   APRESIASI TERHADAP KEMANUSIAAN DAN KEBUDAYAAN

1.    Manusia dan kemanusiaan
Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan awalan ke- dan akhiran –an sehingga menjadi kata benda abstrak. Manusia menunjuk pada kata benda konkret, sedangkan kemanusiaan merupakan kata benda absrak. Dengan demikian, kemanusiaan tidak bisa dipisahkan dari manusia. Manusia adalah homo, sedangkan kemanusiaan disebut dengan human.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal denan sebutan hakikat kodrat monopluralis. Hakikat manusia terdiri atas :
1.    Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan, meliputi wujud materi anorganis benda mati, vegetatif, dan animalis;serta aspek kejiwaan meliputi cipta, rasa dan karsa.
2.    Monodualis sifat kodrat manusia terdiri atas segi individu dan segi sosial.
3.    Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga menunjukan keterbatasannya sebagai makhluk Tuhan.
Hakikat manusia harus dipandang secara utuh. Manusia merupakan makhluk tuhan yang paling sempurna karena ia dibekali akal budi. Manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi. Harkat adalah nilai, sedangkan derajat adalah kedudukan. Pandangan demikian berlandaskan pada ajaran yang diyakini pada manusia itu sendiri. Contoh dalam ajaran islam Surah At-Tiin ayat 4 dikatakan “ Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia hendaknya mempertahankan mempertahankan hal tersebut. Dalam  upaya mempertahankan dan meningkatkan harkat dan martabatnya tersebut. Maka prinsip kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat yang luhur itu. Semua manusia adalah luhur. Karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya hanya karna perbedaan suku, ras, keyakinan, status sosial ekonomi, asal-usul dan sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one (kemanusiaan adalah satu). Dengan demikian, sudah sewajarnya antarsesama manusia tidak saling menindas. Tetapi saling menghargai dan saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada dalam diri manusia menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai manusia.
Dalam Pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang bedasarkan atas nilai dan norma moral. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan pada budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma-norma, baik terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
2.    Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani, sedangkan daya adalah jasmani manusia. Dengan demikian, budaya merupakan hasil budi dan daya manusia.
Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa belanda, cultuure berarti sama dengan culture. Dengan demikian kata budaya ada hubungannya dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber-sumber kehidupan, dalam hal ini pertanian.
Definisi kebudayaan telah banyak dikemukakan oleh para ahli beberapa contoh sebagai berikut.
a.    Herskovits atau memandang kebudayaan sebagai suatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi lain, yang kemudian disebut dengan superorganik.
b.    Andreas Eppink menyataan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyakat.
c.    Edward B. Taylor mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
d.   Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e.    Kentjaranigrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.
Dari berbagai definisi tersebut dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau kebudayaan yang terdapat dalam pikiran manusia. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya. Berupa perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakatnya.
J.J Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas dan artefak.
a.     Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
b.    Aktivitas ( tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini juga sering pula disebut sistem sosial. Sifatnya konkret,terjadi dalam kehdupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c.     Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.
Koentrajaningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu
a.    Suatu kompleks ide, gagasan, nilai, norma dan sebagainya.
b.    Suatu kompleks aktivitas atau tindakan berpola dari manusia dalam masyakarat.
c.    Suatu benda-benda hasil karya manusia.
Sedangkan mengenai unsur kebudayaan, dikenal dengan adanya tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Tujuh unsur kebudayaan tersebut yaitu
a.     Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi).
b.    Sistem mata pencaharian hidup.
c.     Sistem kemasyarakatan atau orgaisasi sosial.
d.    Bahasa.
e.     Kesenian.
f.     Sistem pengetahuan.
g.    Sistem religi.

C.   ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA

1.    Etika Manusia dalam Berbudaya
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah ajaran tentang baik-buruk , yang diterima umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban dan sebagainya. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan pedikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk.
Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika sebagai berikut.
a.    Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi sesorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b.    Etika dalam arti kumpulan asas atau niali norma (yang dimaksud disini adalah kode etik ).
c.    Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk. Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.
Nilai-nilai etik adala nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik diwujudkan ke dalam norma etik, norma moral, atau norma kesusilaan.
Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi. Pendukung norma etik adalah nurani individu dan bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir.
Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat.
Daerah berlakunya norma etik relatif universal. Meskipun tetap dipengaruhi oleh ideologi masyarakat pendukungnya. Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berprilaku. Dengan norma etik, manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Nrma etik menjadi semacam das sollen untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika berarti perilaku manusia itu baik sesuai dengan norma-norma etik.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung tuntunan/keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai-nilai etik yang kurang lebih bersifat universal atau diterima sebagan besar orang.
2.    Estetika Manusia dalam Berbudaya
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan nilai indah-jelek (tidak indah). Nilai estetik berarti nilai tentang keindahan. Makna keindahahan adalah sebagai berikut.
a.    Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan. Bahwa segala sesuatu yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah, ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh yang ada.
b.    Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna).
c.    Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, dn perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.
Apabila niai etik bersifat universal, dalam arti bisa diterima banyak orang, namun nilai estetik amat sbjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu indah bagi orang lain.
Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata-mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai-nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya.
D.    MEMANUSIAKAN MANUSIA
Manusia harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusiaan yang melekat dalam dirinya. Manusia memiliki perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa dikatakan memiliki perikebinatangan. Hal ini karena binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan rasa atau perikemanusiaan. Perikemanusiaan inilah yang mendorong perilaku baik sebagai manusia.
Memanusiakan manusia berarti perilaku senantiasa menghargai dan menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiaan manusia adalah tidak menindas sesama, tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku buruk lainnya.
E.     PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN

1.    Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertikal maksudnya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan, dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.
Pewarisan kebudayaan dapat dilakukan melalui enkulturasi dan sosialisasi. Enkulturasi atau kebudayaan adalah proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan hidup dan kebudayaannya. Proses  Enkulturasi dimulai sejak dini, yaitu masa kanak-kanak, bernula dari lingkungan keluarga, teman-teman sepermainan, dan masyarakat luas. Sosialisasi atau proses pemasyarakatan adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain dalam masyarakatnya.
2.    Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat, perubahan, dampak, perubahan, dan mekanisme yang dilaluinya.

3.    Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarakat lain.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sejarawan Arnold J. Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut.
a.    Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak secara keseluruhan, melainkan individual.
b.    Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya.
c.    Jika satu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain.
d.   Aspek atau unsur budaya yang di tanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi.
Pada dasarnya, difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akuturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Asimilasi berarti peleburan antarkebudayaan yang bertemu. Asimilasi terjadi karena proses yang berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar belakang, ras, suku, bangsa, dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.







BAB III
PENUTUP
A.         Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubunganh antarsesama manusia sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu.
Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang sehingga mengharuskan manusia untuk mengikutinorma-norma yang ada pada budaya tersebut.
Dengan demikian, budaya patokan cara hidup manusia di tempat dia berada. Selain itu dalam kebudayaan diajarkan tentang keimanan.

B.         Saran
Kita sebagai makhluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita miliki. Jangan sampai budaya yang kita punya tidak kita lestarikan dan sampai punah. Karena siapa lagi kalau bukan kita penerus bangsa yang melestarikannya?
Kita lestarikan baik-baik budaya yang telah kita punya agar tidak diakui oleh bangsa lain.




DAFTAR PUSTAKA

Drs. Zuhairi, M.Pd. 2013. IAD ISD IBD. Metro: STAIN JURAI SIWO METRO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar